the tragical history of hamlet by William Shakespeare
Shakespeare adalah penyair Inggris, penulis naskah drama, sekaligus aktor yang diakui sebagai salah satu yang terbaik sepanjang sejarah umat manusia. Beberapa karya Shakespeare, seperti Romeo dan Juliet, termasuk sebagai karya sastra paling terkenal di seluruh dunia. Namun, karya-karyanya pada periode awal dianggap tidak sesuai dengan kualitas artistik drama-drama Marlowe. Ben Johnson (1572-1637), yang juga seorang penulis naskah drama kontemporer, menulis bahwa “kegemilangan Shakespeare dalam menulis karya drama bersumber dari dalam dirinya sendiri, begitu juga kemampuan untuk menguasai karya-karya tersebut”. Pada masanya, Shakespeare telah menggunakan begitu banyak kosa kata- kurang lebih 29,066- kata-kata dalam naskah dramanya. Sebagai perbandingan, pada saat ini masyarakat yang berbahasa Inggris menggunakan sekitar 2.000 kosa-kata dalam percakapan sehari-hari. “Hal yang penting dalam menikmati karya-karya Shakespeare adalah bagaimana anda dapat menerima autoritas dan karakteristik Shakespeare apa adanya” (Ludwig Wittgenstein in Culture and Value, 1980).Tak banyak catatan dalam kehidupan pribadi Shakespeare. Ada rumor yang berkembang bahwa Shakespeare tidak benar-benar menulis karya dramanya. Christopher Marlowe, Ratu Elizabeth atau Edward De Vere (1550-1604) adalah orang-orang yang diidentifikasi oleh T.J. Looney pada tahun 1920 sebagai penulis naskah drama Shakespeare. Suatu kelompok besar yang disebut ‘Oxfordian’ juga ragu-ragu dan sulit memercayai bahwa seorang pria seperti Shakespeare yang berasal dari kalangan rakyat biasa mampu menghasilkan karya tulis yang dapat membuatnya menjadi penulis besar. Menurut para numerologis, Shakespeare menulis Bible versi King James pada usia 46. Buktinya adalah : “ Shake (Guncangan) adalah kata ke 46 dari Mazmur ke-46, sedangkan Spear (Tombak) adalah kata ke-46 dihitung dari belakang, pada Mazmur ke-46.”William Shakepeare lahir di Stratford-upon-Avon, sebuah kota kecil yang terkenal dengan produksi malt-nya. Suatu wabah menular (black plague) telah membunuh 1.500 penduduk kota pada tahun 1564. Shakespeare adalah anak tertua dari Mary Arden, anak perempuan seorang tuan-tanah lokal. Sedangkan suaminya John Shakespeare (1530-1601) adalah seorang pengrajin sarung tangan sekaligus pengusaha di bidang perkayuan. John Aubrey (1626-1697) mengatakan dalam “Brief Lives” bahwa ayah Shakespeare adalah seorang tukang daging, dan ia melatih William muda untuk terjun ke dunia bisnisnya. “Tetapi jika satu saat William harus menyembelih seekor sapi, ia akan melakukannya dengan cara yang terhormat”. Pada tahun 1568 John Shakespeare terpilih sebagai walikota Stanford. Bisnis wol-nya gagal pada tahun 1570an dan pada tahun 1580 -bersama 140 orang lainnya- ia didenda sebesar ¤40 karena dianggap gagal menemukan jaminan untuk mempertahankan perdamaian. Tak ada catatan apakah denda itu akhirnya ia bayar. Beberapa saat kemudian komite gereja melaporkannya beserta delapan orang lainnya bahwa mereka lalai untuk hadir di gereja karena berada dalam ketakutan dalam proses penyelesaian hutang. Nama baik keluarga berhasil dikembalikan pada tahun 1590an oleh William Shakespeare dan pada tahun 1596 ia dianugerahi sebuah lencana kehormatan keluarga (coat of arms).Sangat sedikit orang yang mengetahui masa-masa awal hidup Shakespeare. Karya-karyanyalah yang kemudian menimbulkan berbagai interpretasi akan hal itu T.S. Elliot menulis bahwa “ Saya berkeyakinan bahwa tak ada satu pun dari karya Shakespeare yang memiliki “makna”, walaupun juga merupakan suatu kesalahan jika kita mengatakan bahwa drama-drama Shakespeare tidak bermakna” (dikutip dari Selected Essays, new edition, 1960). Shakespeare diperkirakan memperoleh pendidikan di Stratford grammar School, dan mungkin ia menghabiskan periode 1580-82 sebagai guru untuk Keluarga Katolik Roma Houghton di Lancashire. Saat Shakespeare berusia 15 tahun, seorang wanita dari desa tetangga tenggelam di Sungai Avon. Kematiannya diyakini disebabkan oleh kecelakaan, tapi mungkin pula kejadian itu merupakan suatu upaya bunuh diri. Hal ini kemudian diangkat oleh Shakespeare dalam Hamlet, dengan meninggalkan pertanyaan di akhir cerita tentang penyebab kematian Ophelia, apakah karena kecelakaan, atau karena bunuh diri. Pada usia 18 tahun, Shakespeare menikahi gadis setempat bernama Anne Hathaway (meninggal pada tahun 1623) yang berusia delapan tahun lebih tua. Anak pertamanya, Susannah, lahir dalam enam bulan, dan pada tahun 1585 si kembar Hamnet dan Judith lahir. Hamnet, satu-satunya anak lelaki Shakespeare, meninggal pada tahun 1596 pada usia 11 tahun. Banyak yang meyakini bahwa salah satu dialog King John yang diawali dengan kalimat “Duka cita memenuhi ruangan anakku yang tidak hadir di sini” merupakan cerminan dari kesedihan Shakespeare.Hamlet dicetak pertama kali pada tahun 1603. Hamlet adalah karya drama terbesar Shakespeare, berdasarkan pada drama yang hilang, r-Hamlet. Pangeran hamlet, seorang intelektual yang penuh teka-teki, sedang berkabung atas kematian ayahnya sekaligus atas ibunya yang menikah lagi. Hantu ayahnya kemudian muncul dan memberitahu bahwa Claudius yang menikahi Ratu Gertrude (ibu Hamlet) adalah orang yang meracuninya. Hamlet yang terpana akan permainana yang sedemikian kejam dan licik bersumpah akan membalas dendam. “Waktu telah keluar dari relnya! O kedengkian yang terkutuk! Aku rupanya terlahir untuk membalaskan dendam ini!” Ia pun mementaskan drama yang ceritanya berhubungan dengan tindakan Claudius. Hamlet diyakini sebagai orang yang pemarah dan gila. Ia membunuh seseorang yang mencuri dengar pembicaraannya, Polonius (Seorang anggota kerajaan), dengan menusukkan pedangnya melalui tirai. Anak lelaki Polonius, Laertes, kembali ke Denmark untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Anak perempuan Polonius, Ophelia, mencintai Hamlet. Tetapi kesadisan dan tabiat brutal Hamlet membawanya pada kegilaan. “Pergilah kau ke biara dan bertanyalah : mengapa kau merupakan keturunan dari para pendosa?” Hamlet berkata pada Ophelia, yang kemudian meninggal karena tenggelam. Sebelum pembantaian yang mengakhiri cerita, Hamlet berkata pada teman baiknya, Horatio: “Aku harus memenangkan pertaruhan ini. Tapi mungkin kau tak pernah berpikir betapa sakitnya hatiku ini.” Dan pertempuran itu pun berakhir dengan kematian Gertrude, Laertes, Claudius, dan Hamlet, yang kata-kata terakhirnya adalah “yang tersisa hanyalah kesunyian”